#ExploreMuseum : See Inside Museum Macan

Sunday, December 17, 2017

 

Art Turns. World Turns. Exploring the Collection of the Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara. Tagline dari Museum Macan yang membuat kita penasaran, seperti apa ya isi Museum yang menghadirkan banyak karya seni, dan menjadikan Museum Macan ini museum seni kontemporer pertama di Indonesia.

Aku tau Museum ini dari update-an teman-teman di Instagram, first impressionnya sih, ih aku mau foto di 'Infinity Mirrored Room'-nya! kemudian aku cari tau deh apa itu Museum Macan, letaknya dimana, isinya apa aja dan merencanakan pergi ke Museumnya di hari weekdays, soalnya kata temanku, bisa antri panjang untuk foto-foto di 'Infinity Mirrored Room' oleh sebab itu akhirnya aku pergi bersama dua temanku, Aci dan Jenny di hari jumat (Libur dulu kerjanya, kita mau refreshing di Museum yeay).
Ikuti ya perjalanan ku mengeksplor Museum Macan di hari jumat ini!

Ketika keluar lift kita langsung disambut ruangan yang luas dengan design dan interior yang kekinian, instagramable gitu. Beberapa lukisan dan karya seni dipajang didepan loket, belum membeli tiket pun kita sudah disuguhi dengan pemandangan gedung bertingkat, dan berbagai karya seni yang cantik-cantik. Pada hari aku datang, antiran loket tidak terlalu panjang, kebanyakan yang datang anak muda bergerombol gitu dan rata-rata semua membawa kamera! yang pasti sudah kita ketahui, selain belajar mengenai karya seni, Museum ini juga tempat yang asik untuk foto-foto!
 

Ketika memasuki Museum, kita diharuskan membaca dulu tata tertib yang berlaku di Museum Macan ini, setelah masuk ada petugas yang mengarahkan kita "mbak foto-foto disini dulu, mumpung belum antre" aku manggut-manggut aja sama teman-temanku, dan baru ngeh ternyata bapak itu mengarahkan kita untuk berfoto di 'Infinity Mirrored Room' karya seniman jepang yang bernama Yayoi Kusuma

Yayoi Kusma dikenal dengan Ratu Polkadot yang menciptakan Infinity Mirrored yang sudah dipamerkan diberbagai negara, dan salah satunya di Indonesia. Aku sangaaaaat beruntung, akhirnya bisa juga melihat 'Infinity Mirrored Room' amazing banget ya, bisa aja punya ide membuat karya seni seperti ini? 

 


Antriannya belum panjang, aku cuma menunggu sekitar 5 menitan dan akhirnya dapat kesempatan untuk masuk dan tentunya berfoto di dalam 'Infinity Mirrored Room'. Jadi, 'Infinity Mirrored Room' ini semacam kubus gitu, dari luar kita cuma melihat kotak putih aja, ada petugas penjaganya, dan diberikan waktu sekitar 45 detik s/d 1 menitan untuk masuk didalam ruangan 'Infinity Mirrored Room'. Maksimal pengunjung yang boleh masuk yaitu 2 orang, kalau aku masuknya sendiri-sendiri dong hehe terus kita di beritau untuk berdiri di bulatan kuning, dan tidak diperbolehkan menyentuh atau berjalan kesamping kanan-kiri jadi jalan lurus aja terus berdiri di bulatan kuning, foto-foto sembari mengagumi karya seninya.

Rasanya ketika masuk ke 'Infinity Mirrored Room' kayak lagi didunia lain, dunia yang belum pernah aku datangi sebelumnya, rasanya hampa, hening, tapi berwarna, warna balon-balonnya beranganti terus jadi kayak terhipnotis dan tau tau ada suara ketukkan yang menandakan waktuku didalam 'Infinity Mirrored Room' telah habis. 




Setelah selesai di 'Infinity Mirrored Room' kemudian kita mulau deh masuk keruang koleksi yang memamerkan sekitar 90 koleksi yang terus dikembangkan oleh pemilik (pendiri Yayasan Museum MACAN, Haryanto Adikoesoemo) lebih dari 25 tahun. 

Diruang koleksi kita akan melihat seni sebelum masa kemerdekaaan Indonesia. Ini merupakan babak pertama dari koleksi Museum Macan, jadi di Museum ini ada empat babak koleksi yang dipamerkan yaitu :
  • Era sebelum kemerdekaan diberi judul ‘Bumi, Kampung Halaman, Manusia’. Koleksinya terentang dari abad ke-19 hingga awal abad ke-20 dari seniman asal Eropa dan Asia Tenggara.
  • Seni di masa ‘Kemerdekaan dan Setelahnya’, para seniman beralih menampilkan tema-tema nasionalisme dengan tujuan memberikan dorongan moral untuk masyarakat.
  • Seni Indonesia dalam babak ‘Pergulatan Seputar Bentuk dan Isi’. Seniman Indonesia dianggap masih mencari identitas artistik. Di era ini para seniman banyak memberikan nilai universal, eksperimental dan kemasyarakatan. 
  • Seni Indonesia dalam babak Racikan Global banyak terpengaruh dengan era globalisasi. Lepas dari Orde Baru, para seniman bebas berekspresi dan melahirkan seni kontemporer yang beragam. (untuk lebih jelasnya kalian bisa klik Link Ini







Tips dari aku untuk datang ke Museum ini, dan mendapatkan pengetahuan lebih (selain foto-foto ya) kalian bisa memulai Tour Museum dengan mengikuti alur ceritanya, dimulai dari Babak pertama, kedua, ketiga dan keempat setelah selesai kalian pasti akan melihat kenapa slogan Museum Macan itu "Art Turns, World Turns" dan juga jadi mengetahui perbedaan karya seni dijaman sebelum kemerdekaan, dijaman era globalisasi, dan benar ketika karya seni berubah, ternyata dunia kita juga berubah.

Dulu para pelukis menggunakan cat minyak, mengerjakannya dikanvas dengan hati-hati dan dibutuhkan waktu yang lama. Sekarang untuk menghasilkan karya seni kita sudah bisa menggunakan alat digital, hasilnya lebih menarik (selera kekinian) dan tidak membutuhkan waktu yang lama (padahal yang nulis gaptek hehe).












Karena pas aku datang masih sepi.... jadi aku dan teman-teman mempunyai banyak waktu untuk melihat-lihat, muter-muter, mengangumi, dan berfikir, iya kita mikir di sini, soalnya kan kita bertiga bukan seniman, dan jiwa nyeninya gak gede-gede amat jadi ada saat dimana kita bingung, gak ngerti dan gak paham (sama aja bukan?) kenapa lukisannya kaya gini? kok begitu? dan pertanyaanya lainnya hehe dan tentunya punya banyak waktu untuk foto-foto berbagai gaya tanpa perlu nunggu orang lewat, ya karena masih sepi ya. Untungnya datang pagi di hari weekdays.

Aku gak tau dan gak kepikiran untuk nanya juga, apakah di Museum ini ada pemandu Museumnya atau engga. Sepenglihatan aku cuma ada petugas penjaga Mbak/Mas-nya yang keliling yang menegur kalau kita "mau menyentuh" - "menyender" dan hal lainnya yang mungkin saja menimbulkan kerusakan pada karya seni yang di pamerkan.

Tapi ada sih bule gitu yang datang, ada pendampingnya, tapi aku ga tau dia itu pemandu Museum atau sekedar temannya yang diajak melihat Museum? 





Setelah puas berkeliling di ruang koleksi dan merasa sudah cukup mengelilingi, mengetahui, dan berfoto kita memutuskan untuk keluar, ketika ingin keluar pak satpam yang menjada pintu keluar nanya ke kita "mbak sudah ke Floating Garden belum?" langsung mikir "apatuh ya floating garden?" karena pak satpamnya tau kita belum kesana dan gak tau itu apa kita direkomendasikan kesana, gak jauh didepan Lift persis.

Ternyata isinya lucu, selain Instagramable, di Floating Garden bisa main pensil warna! gimana gak seneng? jadi ada beberapa meja bundar, ada pensil warna beserta rautan, kita diperbolehkan memilik mau mengarsir, mewarnai, atau membuat mahkota yang harus diwarnai? karena bingung dan takut gagal kita milih yang paling gampang aja, yaitu mengarsir!

Seru bangeet ternyata, jadi kaya anak TK yang lagi main gambar-gambaran, bebas mau mengarsir apa, ada beberapa lempengen baja bermotif dimeja dan dipersilahkan memilih mau motif apa. Serunya mengarsir, mewarnai, atau membuat mahkota kita bebas mau milih warna apa dan melakukan apa aja! gak ada bener dan gak ada salah! makannya aku suka sama seni!




The current exhibition will last until March 2018, still plenty of time!

Jadi semangat untuk kembali datang ke Museum. Kira-kira Museum mana lagi ya yang harus aku datangi di hari libur menjelang tahun baru 2018? 

Museum Macan 
AKR Tower Level MM
Jl. Panjang No. 5 Kebon Jeruk 
Jakarta Barat

Jam Opersional :
Selasa - Minggu (Senin tutup)
10.00 - 19.00
Ticket pricing :
Adult                 : IDR 50,000
Student / Senior : IDR 40,000
Child                 : IDR 30,000

Info lebih lanjut kalian bisa cek Website resmi dari Museum Macan http://www.museummacan.org/

 Xoxo,

Nadia Amanda.

No comments:

Post a Comment

 photo envye.jpg
envye blogger theme